LHOKSEUMAWE – Tiga jembatan beton di Dusun Alue Meuh dan Paya Rubek, Desa Gunci, Kecamatan Sawang, Aceh Utara, yang dibangun tahun 2014 hingga kini belum berfungsi. Pasalnya lantai jembatan yang dibangun lebih tinggi dari badan jalan, tidak dilakukan penimbunan agar dapat dilintasi kendaraan.
Informasi diperoleh portalsatu.com, Sabtu, 13 Juni 2015, menyebutkan, tiga jembatan itu dibangun dengan dana APBN tahun 2014 melalui program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI). Di Aceh Utara, hanya dua kecamatan yang memeroleh program MP3KI tersebut, yakni Kecamatan Sawang dan Baktya.
Kepala Dusun Alue Meuh, Faisal mengatakan sampai saat ini pengguna kenderaan terpaksa melintas jembatan darurat di sisi jembatan beton tersebut. “Kondisi jembatan darurat yang terbuat dari pohon kelapa sudah mengkhawatirkan, kini rawan ambruk. Masyarakat berharap jembatan beton yang sudah dibangun dengan dana MP3KI segera ditimbun agar dapat berfungsi sebagai jalur transportasi,” ujarnya.
Ia menyebut tiga jembatan “pengurangan kemiskinan” itu berada di lintasan jalan tembus Sawang, Aceh Utara ke Bireuen. Kata dia, jalan tersebut dibuka sekitar tahun 2008. “Jalan itu sebagai jalur alternatif yang selama ini sering dilintasi masyarakat untuk pergi ke kebun dan juga dilewati anak-anak sekolah,” kata Faisal.
Dihubungi terpisah, Ketua Komisi B DPRK Aceh Utara Fauzi alias Cempala yang berasal dari Kecamatan Sawang, mengaku sudah menerima laporan masyarakat Dusun Alue Meuh terkait belum berfungsinya tiga jembatan tersebut. “Masyarakat berharap pihak pelaksana segera melakukan penimbunan agar jembatan itu dapat dilintasi kendaraan. Sebab jalur itu merupakan urat nadi perekonomian masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Camat Sawang Sufyan mengatakan sudah berkoordinasi dengan pelaksana pembangunan tiga jembatan program MP3KI sumber dana APBN 2014. “Jembatan itu dibuat untuk standar masa depan. Pertimbangannya, jika pada masa akan datang dilakukan pengaspalan jalan, maka tidak membuat lantai jembatan lebih rendah dari badan jalan. Kalau jembatan lebih rendah dari jalan, dampaknya terendam air saat musim hujan,” kata Sufyan.
“Tapi dalam RAB (rencana anggaran biaya pembangunan jembatan itu) tidak tersedia (dana) untuk penimbunan yang seperti itu. Solusinya, kita berinisiatif menggunakan sebagian dana BKPG (Bantuan Keuangan Peumakmu Gampong) dari APBA 2015 untuk melakukan penimbunan selebar lima meter agar jembatan itu dapat dilintasi mobil. Saat ini kita menunggu pencairan dana BKPG untuk kebutuhan tersebut,” ujar dia lagi.
Menurut Sufyan, tiga jembatan “pengurangan kemiskinan” itu berada di lintasan jalan strategis. “Jalan strategis itu lebarnya 10 meter, dibuat melalui proyek multi years tahun 2010 masa Bupati Aceh Utara Ilyas Pase. Kita bersama tokoh masyarakat Sawang sudah menyampaikan kepada pihak DPRA agar memperjuangkan dana APBA untuk pengaspalan jalan itu pada tahun 2016,” katanya.[]
Foto jembatan beton di Dusun Alue Meuh, Desa Gunci, Kecamatan Sawang, Aceh Utara. @Ist